TPS Food: Prinsipal Global

SAPA0756-KONSULTAN-MANAJEMEN

SAPA#0756: Ekspor adalah pintu pembuka. Bukan tujuan akhir. Setelah produk diterima luas di sebuah negara tujuan ekspor dan nilai penjualannya sudah memenuhi nilai ekonomi untuk dibangun pabrik di negeri tersebut, ekspor justru harus dihentikan. Permintaan pasar harus dipenuhi dari pabrik yang dibangun di negeri tersebut. Bisa oleh anak perusahaan atau pihak perusahaan lokal dengan skema lisensi atau sejenisnya. Produk makanan Nestle yang dikonsumsi di Indonesia misalnya, bukan diekspor oleh Nestle Swis, negeri asalnya. Tapi produksi lokal pabrik Nestle di RI. Kini….TPS Food sudah mengekspor produknya ke 26 negara. Kelak butuh perusahaan pabrikan di tiap negara tersebut dengan aset sekitar Rp 9T (seperti aset TPS di RI saat ini). Dari mana sumbernya? Tentu saja dari melepas saham baru alias right issue terus-menerus sebagaimana yang telah tujuh kali dilakukan TPS selama ini. Saham pendiri akan terus terdilusi lebih rendah lagi dari posisi 20% saat ini. Mungkin akan tinggal 5% atau bahkan kurang. Tapi ketika itu ukuran TPS sudah 27x ukuran saat ini dengan pabrik di 26 negara asing plus di RI. Menjayakan n membanggakan bangsanya. Ketika itu TPS Food menjadi seperti Nestle saat ini. Dimiliki publik dan mendunia! Sarapan Pagi dipersembahkan oleh SNF Consulting https://telegram.me/sarapanpagi

 — di SNF Consulting.

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print