Ingat! Berbisnis adalah untuk mendapatkan uang, bukan untuk buang-buang uang! Berbisnis adalah untuk mengumpulkan modal, bukan untuk buang-buang modal! Kalau begitu, masihkah Anda membutuhkan modal untuk memulai bisnis?
Bahwa di negeri ini mencari pekerjaan sangatlah sulit, tentu Anda mafhum. Bahwa tingkat persaingan dalam memperebutkan pekerjaan jauh lebih ketat dibandingkan dengan tingkat persaingan memperebutkan bangku perguruan tinggi paling faforit dengan jurusan paling faforitpun, saya yakin Anda juga sudah faham. Nah, dalam situasi seperti ini, menjalankan bisnis sendiri adalah sebuah alternatif yang bisa menjadi solusi.
Bahwa negeri ini adalah negeri yang benar-benar melas secara ekonomi kita juga merasakannya. Bagaimana tidak melas bila untuk urusan perut saja kita begitu tergantung pada orang lain. Beras yang merupakan bahan baku makanan pokok keseharian hampir seluruh penduduk negeri ini harus kita datangkan dari Thailand. Tempe dan tahu yang hampir menjadi “menu wajib” bagi sebagian besar keluarga di Indonesia bahan bakunya juga harus didatangkan dari Amerika atau Australia. Gula yang dibutuhkan untuk hampir setiap makanan yang Anda konsumsi juga harus didatangkan dari negeri jiran. Susu yang sangat disarankan untuk dikonsumsi untuk kepentingan kesehatan juga harus didatangkan dari New Zeland dengan harga yang penuh ironisme. Bagaimana tidak ironis bila harga susu impor ternyata lebih murah dari pada susu lokal. Bila pergi ke super market atau pasar tradisional untuk membeli buah, Anda juga menyaksikan bahwa ternyata buah impor jauh lebih menarik dan mendominasi dari pada buah lokal.
Bila kita tergantung pada produk luar negeri berupa teknologi canggi semacam pesawat Sukhoi dari Rusia atau satelit Palapa untuk telekomunikasi, saya yakin Anda juga dengan mudah bisa menerima sebagai sebuah kenyataan yang memang menuntut kita dan generasi muda pada umumnya untuk bekerja keras sedemikian hingga pada masa yang akan datang kita tidak tergantung lagi. Namun demikian, ternyata kita sudah tergantung pada orang lain pada bidang yang mestinya kita bisa. Bagaimana melogikakan ketergantungan dalam bidang produk pertanian sementara kita terlanjur didoktrin bahwa kita tinggal di negeri yang sangat subur. Kita tinggal di negeri yang konon tongkat kayu dan batu pun bisa menjadi tanaman.
Ketika memulai dan menjalankan bisnis sendiri telah menjadi sebuah pilihan, agenda selanjutnya adalah berupaya bagaimana bisnis benar-benar bisa berjalan dengan baik dan kemudian.
Ketika ditanya tentang resep bisnis yang praktis dan aplikatif di sebuah seminar kewirausahaan di Singapura (yang kemudian ditulis di Jawa Pos), Dahlan Iskan menyebutkan sebuah tips yang disebutnya sudah sangat klise: berpikir besar (bukan berpikir kebesaran), mulai sekarang, dan mulai dari yang kecil-kecil.
Iman Supriyono ( imansupri@snfconsulting.com )
Managing partner SNF Consulting