Pekerja Sosial yang sekelas Dahlan Iskan

Oleh Iman Supriyono, Konsultan pada SNF Consulting

Akhir Nopember 2007 saya berkesempatan menghadiri acara penganugerahan Entrepreneur of The Year Award yang digelar di Hotel Mulia Jakarta oleh Ernst & Young. Acara yang digelar begitu megah, prestisius dan wah ini menampilkan empat belas finalis. Semuanya adalah tokoh-tokoh entrepreneur nasional dengan prestasi yang monumental dibidangnya masing masing. Ada bos Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Karel Sinaga, ada bos OkeShop Sugiono Wiyono, ada bos karoseri bus New Armada David Herman Jaya, Ada pula raja properti Ciputra yang akhirnya terpilih menjadi Entrepreneur of the Year menyisihkan 13 finalis lainnya. Ciputra akan mewakili Indonesia pada pegelaran sejenis tingkat dunia di Monte Carlo tahun depan. Dahlah Iskan dari Jawa Pos, Sudhamek dari Garudafood, dan Jakob Oetama dari Kompas  pernah menyabet penghargaan seperti yang kini diterima Ciputra ini.

Yang menarik, dari empat belas finalis, ada 3 orang yang tidak berasal dari institusi bisnis. Ketiga orang ini justru berasal dari lembaga sosial. Anton Sujarwo dari Yayasan Dian Desa, Syafiq Dhanani dari Mitra Bisis Keluarga Ventura dan Sofyan Tan dari Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda adalah orang-orang yang dinilai berhasil dalam mengelola lembaga sosial yang dipimpinnya. Yayasan Dian Desa dinilai berhasil membantu masyarakat miskin di Jogjakarta, Jawa Tengah, Jawa  Timur, Nusatenggara, Bali, Maluku, Aceh, Kalimantan timur dan bahkan di Kamboja dalam meningkatkan standard hidupnya. Mitra Bisnis Keluarga Ventura dinilai sukses mengembangkan bank bagi kaum miskin seperti yang dilakukan penerima nobel Muhammad Yunus (Greemen Bank, Bangladesh) dengan lebih dari 60 ribu peminjam. Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda dinilai berhasil mengembangkan pendidikan dari tingkat SD sampai SMA termasuk pendidikan bagi anak-anak yatim.

Penganugerahan Entrepreneur of The Year yang manampilkan tiga social entrepreneur sebagai finalis sangat membesarkan hati Anda para pekerja di lembaga-lembaga non profit. Disamping niat yang mulia untuk melayani sesama dalam bingkai ibadah menggapai rodlo Sang Khaliq, pekerjaan di lembaga sosial juga berpeluang untuk berprestasi sekelas dengan rekan-rekan yang bergerak di dunia bisnis. Pesan inilah yang nampaknya hendak disampaikan oleh Ernst and Young, sebuah institusi bisnis berkelas dunia.

Memang sisi finansial sering kali menjadikan para pekerja di lembaga sosial kurang pede. Tentang hal ini saya teringat seorang kawan yang tahun 1998 lalu bekerja keras membantu masyarakat kecil dengan mendirikan Baitul Maal wa Tamwil PSU di Malang dengan modal Rp 11 juta. Anharil, nama kawan ini, pernah bercerita tentang berapa gaji yang diterimanya sebagai “direktur” dari lembaga yang dirintisnya ketika itu. Lima puluh ribu rupiah perbulan. Tentu sangat kecil untuk ukuran uang pasca krismon.

Namun demikian kecilnya gaji bulanan tidak membuat kawan ini lemah semangat. Justru ia bekerja keras sebagai seorang social entrepreneur. Kerja keras inilah yang kini mengantarkan BMT PSU berkembang pesat dengan asset tidak kurang dari  Rp 13 M dengan 50 karyawan. Saat saya menyelesaikan tulisan ini, kantor cabang ke 12 diresmikan. Semuanya digunakan untuk melayani lebih dari 17 ribu nasabahnya.

Yang menarik, ternyata menjadi pekerja di lembaga seperti  BMT tidak menutup pintu rezeki besar bagi pengurusnya. Karena akhirnya BMT PSU banyak berhubungan dan bekerja sama dengan perbankan melalui mekanisme channeling para pengurusnya pun memiliki kredibilitas yang cukup di dunia perbankan. Merekapun jadi memahami seluk beluk dunia perbankan. Keahlian inilah yang kemudian menjadi sumber rezeki tersendiri. Para pengurus banyak diminta oleh para pengusaha menjadi konsultan dalam memperoleh kredit dari perbankan. Pak Anharil pernah mendapatkan honor sebuah mobil Toyota Altis baru sebagai fee memberi konsultasi dalam memperoleh kredit perbankan dari seorang pengusaha.

Para pembaca yang dermawan, terutama Anda yang rajin bergelut dalam aktivitas lembaga-lembaga sosial, dua masa depan cerah menanti Anda. Pertama, kalau Anda mengerjakannya dengan niat ibadah dan ikhlas, insya Allah ridlo Allah SWT akan Anda nikmati di hari akhirat kelak. Kedua, bila Anda bekerja secara all out dan profesional, andapun akan semakin ahli. Selanjutnya,  keahlian itu akan menjadi sumber pendapatan yang luar biasa bagi Anda. Pengelolaan  yang baik terhadap pendapatan akan menjadikan Anda menjadi social entrepreneur yang bebas finansial, memiliki financial spritual quotient tinggi

Jangan lupa, bercita-citalah suatu saat nanti akan mencapai prestasi sekelas finalis entrepreneur of the year versi Ernst and Young. Sebuah  peluang untuk berprestasi sekelas Dahlan Iskan yang pernah memperoleh anugerah entrepreneur of the year versi Ernst & Young dan mewakili Indonesia ke ajang yang sama di tingkat dunia. Kapan Anda mencapainya? Yakinlah!!!

 

Iman Supriyono ( imansupri@snfconsulting.com )

Managing partner SNF Consulting

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *